Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Saya ingin bertanya, saya pernah mendengar sebuah pernyataan bahwa inti dari ibadah puasa adalah sahur.
Apakah memang ada pernyataan seperti itu? Dan apakah benar begitu?
Terima kasih
Wassalamu’alaikum
Dari: Akta
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah. Wa ba’du
Kami belum pernah mendengar keterangan semacam ini. Tidak dari buku maupun ceramah. Karena inti puasa bukan sahur. Jika inti puasa adalah sahur, berarti sahur adalah syarat sah puasa. Artinya, ketika ada orang yang berpuasa tapi tidak sahur maka puasanya batal.
Karena itu, sekali lagi kami ingin tegaskan, sahur BUKAN syarat sah puasa. Artinya, puasa tanpa sahur tetap sah.
Dalil tegas yang menunjukkan hal ini adalah hadis dari ummul mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha menceritakan:
دخل علي النبي صلى الله عليه وسلم ذات يوم فقال: «هل عندكم شيء؟» فقلنا: لا، قال: «فإني إذن صائم»
“Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, dan bertanya, ‘Apakah kalian punya makanan?‘ Kami menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian beliau bersabda: “Kalau begitu, saya akan puasa.”. (HR. Muslim 1154, Nasai 2324, Turmudzi 733).
Pada hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi istrinya di pagi hari. Beliau menanyakan kepada istrinya, apakah di rumah ada makanan untuk sarapan. Artinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memliki niat puasa pada malamnya. Kemudian ketika Aisyah menjawab bahwa beliau tidak memiliki makanan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan puasa. Ini menunjukkan bahwa pada malam harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak makan sahur, karena pada malam itu, tidak ada keinginan dari beliau untuk berpuasa. Beliau baru menyatakan berpuasa di pagi harinya.
Sahur memang dianjurkan ketika hendak puasa, namun itu bukan inti puasa.
Apa Inti Puasa?
Inti puasa sebagaimana definisi puasa, menahan diri dari segala yang bisa membatalkan puasa, dari sejak terbit fajar di waktu subuh sampai terbenam matahari di waktu maghrib dengan didahului niat untuk beribadah kepada Allah, sambil menghiasi diri dengan berbagai ketaatan dan menghindari maksiat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
“Sejatinya puasa bukan semata meninggalkan makan dan minum. Nmaun puasa sejati adalah meninggalkan tindakan sia-sia dan kejelekan.” (HR. Ibnu Khuzaimah, 1996 al-Baihaqi dalam al-Kubra 8312 dan Sanadnya dishahihkan oleh al-A’dzami).
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
🔍 Jual Beli Ular, Doa Ummu Salamah Ketika Suaminya Meninggal, Akhwat Syiah, Hukum Potong Rambut Saat Puasa Ramadhan, Ciri Sihir Mahabbah Kiriman, 12 Azab Meninggalkan Sholat